Madrasah Lebih Unggul dari Pendidikan Berkarakter

Madrasah Lebih Unggul dari Pendidikan Berkarakter

Berikut adalah jurnal ilmiah lengkap dengan judul:

Madrasah Lebih Unggul dari Pendidikan Berkarakter: Telaah Kurikulum, Kepribadian Guru, dan Perspektif Ulama Klasik-Modern

Oleh:

Bustami Ahmad, S.Ag., M.Pd.

Dosen dan Guru PAI, MTsN 5 Pidie

Abstrak

Tulisan ini mengupas keunggulan sistem pendidikan madrasah dibandingkan dengan paradigma pendidikan berkarakter secara umum. Madrasah memadukan mata pelajaran umum dengan pendidikan agama secara integral, meliputi Aqidah Akhlak, Fikih, Qur’an Hadis, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan Bahasa Arab. Lebih dari itu, eksistensi guru madrasah yang berkarakter, inovatif, dan istikamah menjadi penentu utama keberhasilan pendidikan yang seimbang antara dunia dan akhirat. Jurnal ini juga menguraikan pandangan ulama klasik dan modern beserta referensi kitab dan buku otoritatifnya untuk memperkuat argumentasi ilmiah.

Kata Kunci: Madrasah, Pendidikan Berkarakter, Guru, Kurikulum, Ulama Klasik, Inovasi Pendidikan.

Pendahuluan

Pendidikan berkarakter menjadi wacana global dalam sistem pendidikan modern, namun penerapannya seringkali terpisah dari dimensi spiritual. Madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam yang telah lama eksis, sejatinya lebih unggul karena telah memadukan nilai-nilai karakter dengan fondasi keimanan dan ketakwaan. Hal ini tercermin dalam kurikulumnya yang menyeluruh.

1. Keunggulan Kurikulum Madrasah

Madrasah menyelenggarakan kurikulum terpadu yang menggabungkan pelajaran umum dan agama, menjadikan siswa tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga matang spiritual dan sosial.

1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah:

Aqidah Akhlak: Membentuk dasar keyakinan dan akhlak mulia.

Referensi: Al-Ghazali, Ihya' Ulumuddin, Juz III, Dar al-Fikr, hlm. 54.

Fikih: Mendidik siswa untuk mengenal hukum syariat dalam praktik kehidupan.

Referensi: An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Dar al-Fikr, Juz I, hlm. 13.

Qur’an Hadis: Menjadikan siswa akrab dengan sumber hukum utama Islam.

Referensi: Ibn Katsir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim, Maktabah Syamilah.

SKI: Mengenalkan sejarah keteladanan Rasul dan peradaban Islam.

Referensi: Ibn Khaldun, Muqaddimah, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, hlm. 213.

Bahasa Arab: Alat untuk memahami teks-teks sumber Islam.

Referensi: Sibawaih, Al-Kitab, Maktabah al-Khanji, Kairo.

Madrasah juga menyelenggarakan mata pelajaran umum seperti Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan lainnya. Dengan demikian, kurikulum madrasah adalah integratif dan komprehensif.

2. Peran Guru yang Berkarakter, Inovatif, dan Istikamah

2.1 Karakter Guru

Guru madrasah ideal adalah mereka yang memiliki:

Kepribadian Qur'ani (lihat QS. Al-Ahzab: 21)

Akhlakul Karimah: sabar, jujur, dan adil.

Referensi: Al-Ghazali, Ayyuhal Walad, Dar al-Minhaj, hlm. 22.

2.2 Inovasi dalam Pembelajaran

Guru madrasah tidak hanya mengajarkan materi, tetapi mampu:

Menciptakan media kreatif,

Menghubungkan pembelajaran dengan konteks sosial-keagamaan,

Mendorong pembelajaran berbasis proyek.

2.3 Istikamah

Nilai keteguhan dan konsistensi dalam mendidik sangat penting.

Referensi: Ibn Qayyim al-Jawziyyah, Madarij al-Salikin, Jilid 2, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, hlm. 323: “Istikamah adalah jalan utama menuju Allah tanpa celah.”

3. Pandangan Ulama Klasik dan Modern tentang Pendidikan yang Utuh

3.1 Ulama Klasik

Imam Al-Ghazali (450 H): Pendidikan adalah upaya mengarahkan jiwa kepada kesempurnaan akhlak dan iman. (Ihya’ Ulumuddin, III/52).

Ibn Sina: Pendidikan meliputi pengembangan fisik, moral, intelektual dan spiritual. (Kitab al-Shifa’, hlm. 98).

3.2 Ulama Modern

Syed Muhammad Naquib al-Attas: Tujuan pendidikan Islam adalah "ta'dib", yakni pembentukan adab. (Islam and Secularism, ISTAC, 1993).

Tengku Hasan Krueng Kale: Menyatakan bahwa pendidikan madrasah adalah benteng aqidah dan penjaga generasi umat (lihat dalam Risalah Pendidikan Dayah Aceh, Lajnah Dayah Aceh, 1985).

KH. Hasyim Asy’ari: Mengutamakan adab sebelum ilmu. (Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Pondok Tebuireng).

4. Perbandingan: Madrasah vs Pendidikan Karakter Sekuler

5. Penutup

Madrasah bukan hanya sistem pendidikan, melainkan wadah penyempurnaan akhlak, pembinaan karakter, dan penjaga peradaban Islam. Keunggulannya terletak pada kurikulum integral dan peran guru yang mendidik dengan iman, ilmu dan adab. Dalam era modern, madrasah harus terus berinovasi namun tetap istikamah menjaga nilai-nilai luhur Islam.

Daftar Pustaka (Ibid)

1. Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Dar al-Fikr, Beirut, 2000.

2. An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Dar al-Fikr.

3. Ibn Qayyim al-Jawziyyah, Madarij al-Salikin, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

4. Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam and Secularism, ISTAC, 1993.

5. Imam Ibn Sina, Kitab al-Shifa’.

6. Ibn Khaldun, Muqaddimah, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah.

7. KH. Hasyim Asy’ari, Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Tebuireng Press.

8. Sibawaih, Al-Kitab, Maktabah al-Khanji, Kairo.

9. Lajnah Dayah Aceh, Risalah Pendidikan Dayah Aceh, 1985.

10. UIN Syarif Hidayatullah, Filsafat Pendidikan Islam, 2020.

Redaksi : Islamic tekhno tv.com



Posting Komentar untuk "Madrasah Lebih Unggul dari Pendidikan Berkarakter"