Kepastian Rezeki Manusia

Kepastian Rezeki Ketentuan Allah, by.ust.Bustami Ahmad, S.Ag.,M.Pd

Kepastian tentang Rezeki Manusia Atas Ketentuan Allah

Keyakinan bahwa rezeki manusia telah ditentukan oleh Allah adalah bagian dari keimanan terhadap takdir. Allah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya, baik manusia maupun makhluk lainnya. Hal ini ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi serta diperkuat oleh pernyataan para ulama.

Dalil dari Al-Qur'an

1. Allah Menjamin Rezeki Semua Makhluk

Surah Hud (11:6):

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya:

“Dan tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).”

2. Rezeki Sudah Ditetapkan oleh Allah

Surah Az-Zariyat (51:22-23):

وَفِى ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ ۝ فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ إِنَّهُۥ لَحَقٌّۭ مِّثْلَ مَآ أَنَّكُمْ تَنطِقُونَ

Artinya:

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sungguh itu benar, sebagaimana benarnya bahwa kamu dapat berbicara.”

3. Allah Memberi Rezeki Sesuai Kehendak-Nya

Surah Al-Ankabut (29:62):

ٱللَّهُ يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ

Artinya:

"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkannya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dalil dari Hadits Nabi ﷺ

1. Rezeki Telah Ditetapkan Sejak dalam Kandungan

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ

(HR. Bukhari No. 3208, Muslim No. 2643)

Artinya:

“Sesungguhnya penciptaan setiap kalian dikumpulkan dalam rahim ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama waktu yang sama, lalu menjadi mudhghah selama waktu yang sama. Kemudian diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh dan diperintahkan menulis empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan apakah dia sengsara atau bahagia.”

2. Rezeki Tidak Akan Salah Alamat

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَوْ أَنَّ ٱبْنَ آدَمَ هَرَبَ مِنْ رِزْقِهِ كَمَا يَهْرَبُ مِنَ ٱلْمَوْتِ لَأَدْرَكَهُ رِزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ ٱلْمَوْتُ

(HR. Thabrani, dalam Mu’jam Al-Kabir, No. 9775)

Artinya:

“Seandainya anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian mengejarnya.”

Ungkapan Para Ulama dan Kitab Rujukan

1. Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dalam Ihya Ulumuddin berkata:

"Rezeki yang telah ditetapkan oleh Allah tidak akan meleset. Oleh karena itu, janganlah manusia merasa khawatir berlebihan terhadap rezekinya, tetapi hendaklah ia tetap berikhtiar dengan cara yang halal."

2. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (w. 751 H) dalam Miftah Dar As-Sa’adah menyatakan:

"Keyakinan bahwa rezeki telah ditetapkan tidak berarti seseorang boleh meninggalkan usaha. Sebaliknya, usaha adalah bagian dari sebab yang Allah tetapkan untuk mendapatkan rezeki."

3. Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid menjelaskan:

"Rezeki setiap makhluk telah dijamin oleh Allah, tetapi manusia diperintahkan untuk mencarinya dengan cara yang benar. Jangan sampai karena percaya takdir lalu bermalas-malasan dan meninggalkan usaha."

Kesimpulan

Berdasarkan dalil Al-Qur'an, hadits, serta penjelasan para ulama, dapat disimpulkan bahwa:

1. Rezeki setiap makhluk telah ditetapkan oleh Allah sejak dalam kandungan.

2. Allah menjamin rezeki semua makhluk, tetapi manusia tetap harus berusaha.

3. Rezeki tidak akan salah alamat dan akan datang kepada setiap orang sesuai ketentuan Allah.

4. Ikhtiar tetap diperlukan sebagai bagian dari ketetapan Allah.

Kitab-kitab rujukan yang dapat digunakan untuk memperdalam kajian ini meliputi:

Tafsir Ibnu Katsir (Ibnu Katsir)

Ihya Ulumuddin (Al-Ghazali)

Miftah Dar As-Sa’adah (Ibnu Qayyim)

Tafsir Marah Labid (Syekh Nawawi Al-Bantani)

Semoga bermanfaat dan semakin menguatkan keyakinan kita terhadap ketentuan rezeki dari Allah.

Redaksi: Islamic tekhno tv.com


Posting Komentar untuk "Kepastian Rezeki Manusia"